;
;

ROCKY PLANET

ROCKY PLANET

FIRM PLACE TO STAND OUTSIDE THE SOLAR SYSTEM

WASHINGTON – Astronomers have finally found a place outside our solar system where there's a firm place to stand — if only it weren't so broiling hot. As scientists search the skies for life elsewhere, they have found more than 300 planets outside our solar system. But they all have been gas balls or can't be proven to be solid. Now a team of European astronomers has confirmed the first rocky extrasolar planet. Scientists have long figured that if life begins on a planet, it needs a solid surface to rest on, so finding one elsewhere is a big deal. "We basically live on a rock ourselves," said co-discoverer Artie Hatzes, director of the Thuringer observatory in Germany. "It's as close to something like the Earth that we've found so far. It's just a little too close to its sun." So close that its surface temperature is more than 3,600 degrees Fahrenheit, too toasty to sustain life. It circles its star in just 20 hours, zipping around at 466,000 mph. By comparison, Mercury, the planet nearest our sun, completes its solar orbit in 88 days. "It's hot, they're calling it the lava planet," Hatzes said. This is a major discovery in the field of trying to find life elsewhere in the universe, said outside expert Alan Boss of the Carnegie Institution. It was the buzz of a conference on finding an Earth-like planet outside our solar system, held in Barcelona, Spain, where the discovery was presented Wednesday morning. The find is also being published in the journal Astronomy and Astrophysics. The planet is called Corot-7b. It was first discovered earlier this year. European scientists then watched it dozens of times to measure its density to prove that it is rocky like Earth. It's in our general neighborhood, circling a star in the winter sky about 500 light-years away. Each light-year is about 6 trillion miles. Four planets in our solar system are rocky: Mercury, Venus, Earth and Mars. In addition, the planet is about as close to Earth in size as any other planet found outside our solar system. Its radius is only one-and-a-half times bigger than Earth's and it has a mass about five times the Earth's. Now that another rocky planet has been found so close to its own star, it gives scientists more confidence that they'll find more Earth-like planets farther away, where the conditions could be more favorable to life, Boss said. "The evidence is becoming overwhelming that we live in a crowded universe," Boss said. ___ On the Net: European Southern Observatory: http://www.eso.org/ (This version CORRECTS the spelling of name of observatory's director to Artie Hatzes.)



Celebrating the American Worker
The Sad Story Behind Labor Day
by Claudine Zap


For most of us, Labor Day means backyard barbecues, weekend sales, and a last carefree day before school starts. But the laid-back holiday has some seriously sad history, including chaos, riots, and even death. Let us explain.

A tragic tale
Back in the days of the Industrial Revolution, workers were expected to put in 12-hour days, seven days a week (yes, including kids). Already sounds awful, right? It gets worse. In Pullman, Illinois, a company town that employed and housed workers to build posh railway cars, times had gotten tough. In response, George Pullman cut jobs and wages. It was 1893. Thousands of workers walked off their jobs in protest, demanding higher salaries and lower rents. Other unions joined, refusing to work the Pullman cars, turning the small-town fracas into a national fury.

With mail cars backing up, and riots worrying train execs, President Grover Cleveland stepped in. He declared the strike illegal and sent 12,000 troops to break the strike. Cue brutal protests and bloodshed. The strike was broken, but so was the spirit of the workers. To reach out to the labor movement, Congress rushed the national holiday into law. The bad will resulted in Cleveland losing re-election. But the day off for hot dogs endures.

When is it?
Labor Day falls on the first Monday of September. This year, that would be Monday, September 7. According to the Department of Labor, Congress passed an act in 1894 making the first Monday in September of each year a legal holiday.

So, working stiffs everywhere, say it now, with feeling: Happy Labor Day.


MUSLIMKAH

A K U ?

(Hasil terjemahan tulisan Muhammad Quthb)

Bab 1 : Pengertian Islam

Bagaimanakah kaum Muslimin dahulu memahami Islam dan bagaimana seharusnya kaum Muslimin memahaminya sekarang ?

Tidak diragukan lagi bahawa pemahaman kaum Muslimin dahulu tidaklah sama dengan pemahaman kaum muslimin di zaman moden ini; yang memahami islam sebagai kumpulan peribadatan yang dilaksanakan terpisah daripada tingkahlaku factual.yang merasa MENGHADAP ALLAH DENGAN IKHLAS sewaktu beribadat, kemudian DIA MENGHADAP YANG LAIN DARI ALLAH daLam segala kegiatan hidupnya.

Islam yang difahami Rasulullah, yang difahami para sahabat dan tabiin adalah Islamnya jiwa secara utuh kepada Allah. Eksistensi manusia seutuhnya dituntut untuk menyerahkan diri kepada Allah. Seharusnya fikiran, ritual, tingkah laku faktualnya secara utuhpun didasarkan atas ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Kaum Muslimin tidak memahami kalimah syahadah : LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADAN RASULULLAH yang mereka ucapkan kerana ucapan itu tidak meresap ke dalam jiwa dan tidak dibuktikan dalam fakta kehidupan.

Sebenarnya mereka memahami erti syahadah : TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, bahawa ALLAH itu PENGUASA TUNGGAL ALAM ini, dan ALLAH Pengatur satu-satunya setiap kejadian. Dia sendirilah yang wajib disembah dan kepadaNYA jugalah semua hati, rasa takut, dan ketaqwaan ditujukan. Bahawa DIA sajalah PEMBERI kehidupan dan PENENTU kematian. Dia sendirilah PEMBERI REZEKI yang MAHA KUAT lagi TANGGUH. Dan Bahawa penyembahan diri kepada yang lainnya dengan peribadatan atau ketakutan dan dugaan bahawa masih ada kekuatan lainnya, baik di langit mahupun di bumi, yang bisa memberikan keuntungan dan kerugian, adalah kemusyrikan yang sentiasa mereka pohon dijauhkan ALLAH daripada mereka.

Bahkan mereka memahami erti TIADA TUHAN SELAIN ALLAH lebih daripada itu, bahawa ALLAH sahajalah YANG BERHAK dan berwewenang MENETAPKAN HUKUM. DIA SAHAJAlah yang mengundangkannya kepada Manusia. DIA SENDIRIlah yang berwenang menetapkan tata tertib dan peraturan pergaulan hidup mereka, dan tidak ada seorangpun atau sesuatu kekuatanpun di jagat raya ini yang berhak dan berwenang dalam soal itu. Dan permasalahan ini adalah permasalahan lama, seusia dengan kehidupan manusia di bumi :

“KAMI BERKATA : TURUNLAH KAMU SEKELIAN (DARI SYORGA KE BUMI) ! JIKA DATANG PETUNJUKKU KEPADAMU, MAKA, BARANG SIAPA YANG MENGIKUTINPETUNJUKKU, NESCAYA TIDAK ADA KEKHUATIRAN ATAS MEREKA, DAN TIDAK PULA BERSEDIH HATI” (alBaqarah :37)

Suatu masalah yang sentiasa menyertai kehidupan sepanjang sejarah kehidupannya, supaya sentiasa berpegang teguh dengan PETUNJUK HIDAYAH ALLAH dan berbuat sesuai dengan ketentuanNYA, kalau tidak, jelas, mereka bukan kaum Muslimin.

Begitu pula mereka memahami syahadah : BAHAWA MUHAMMAD ITU RASUL ALLAH, bahawa Rasulullah itu benar-benar RASUL ALLAH yang dipercayakan untuk menyampaikan RISALAHNYA. Rísalah petunjuk yang sentiasa menyertai ummat manusia untuk ditaati dan ditakuti. Dialah satu-satunya orang yang dipercaya ALLAH untuk menyampaikan AYAT-AYAT YANG WAJIB DIPATUHI bersama dengan KEPATUHAN KEPADA ALLAH SWT :

“DAN KAMI TIDAK MENGUTUS SEORANG RASULPUN MELAINKAN SUPAYA DITAATI DENGAN IZIN ALLAH. DAN APA-APA YANG DIBERIKAN (DISAMPAAIKAN) RASUL ITU KEPADAMU, AMBILLAH (AMALKANLAH) DAN APA-APA YANG DILARANGNYA, HENTIKANLAH”

Rasululah SAW merupakan pola praktik hidup daripada rízala langit itu, dialah suri teladan dalam setiap tingkahlaku dan kegiatan Amat manusia. Dialah pemimpin Amat, pengasuh, guru dan pembimbing setiap Muslim bahakan dialah cahaya terang sebagai penerang dalam kegelapan.

Demikianlah pemahaman secara umum atau global tentang TIADA TUHAN SELAIN ALLAH dan bahawa MUHAMMAD itu RASUL ALLAH. Suatu pengertian yang sering menjadikan orang menganggap dirinya Islam begitu pengertian itu adalah fikirannya, sebab, pada kenyataannya, Syahadah itu merupakan hakikat Islam, yang mampu mengubah diri peribadi dalam kehidupannya, dan berdaya guna untuk mengarahkan seseorang ke JALAN YANG BENAR atau JALAN ALLAH apabila Syahadah itu tertanam dalam setiap peribadi.

Daripada pemahaman umum itu berkembang atau memancar pula pengarahan-pengarahan AlQuran yang mendetilkan tingkahlaku Rasulullah yang praktis serta berbagai pemahaman lain berpengaruh serta mendalam dalam jira kaum Muslimin dahulu, yang memantul dalam fikiran dan tingkah laku mereka, meskipun mereka tidak berfalsafah dan menulis berjilid-jilid buku seperti yang Semarang kita lakukan.

Kaum Muslimin itu sefaham bahawa suatu niat yang tertanam dalam kalbu belum bererti Islam, selama niat itu tidak direalisasikan dalam perbuatan nyata dan tingkahlaku actual, menurut penilaian ALLAH ia Belem punyai erti sebelum ada bukti yang faktual. Rasulullah bersabda :

“Keimanan itu bukan angan-angan atau satu perhiasan akan tetapi apa yang tertanam di dalam kalbu dan dibuktikan dengan amal nyata.”

Kami (penulis) baru menyedari kebenaran axioma ini dan kedalaman pembuktian nya dalam kehidupan manusia setelah melakukan pembahasan filsafat dan khususnya penelitian psikologi.

Manusia sering terlibat seolaholah puas dengan suatu pemikiran dan memahami pemikiran itu secara mendalam sehingga merasa tidak perlu melakukan pemikiran ulang, atau mendengar pemikiran lain kerana ia merasa pemikirannya benar dan tak perlu diperdebatkan lagi dan secara mantap telah tertanam di dalam bathinnya. Tiba-tiba ternyata fikirannya itu hanyalah fatamorgana belaka dan tiada buktinya dalam kenyataan atau hanya memiliki sedikit potensi dan tidak cukup untuk menggerakkan roda kehidupan.

Pada waktu anda bermimpi terbayang pada anda bahawa dengan daya tolak sedikit anda mampu menggerakkan alam !

Tetapi setelah bangun, anda mencuba memindahkan sebuah meja tulis saja terasa berat sekali. Kalau anda hendak menggeser, anda harus menambah kekuatan daya tolak anda itu, atau mengumpulkan daya potensi nyata dari semangat yang terpendam dalam diri anda, sehingga sebanding dengan kekuatan berat benda itu, kemudian baru anda tambah pula energi potencial itu untuk mengaktualisasikan daya tolak itu dalam alam nyata. Gerakan itulah yang menjadi tolak ukur yang hakiki dari adanya sisa daya potensi yang terpendam itu.

Hakikat ini bukan khusus terdapat dalam alam manusia (mikrokosmos) sahaja, akan tetapi ia merupakan bahagian dari hakikat alam semesta (makrokosmos), yang merupakan hukum dari alam kehidupan.

Para pencipta alat penggerak – mesin – menyedari bahawa energi potencial sahaja tidak cukup. Ia pertama-tama harus merubah kekuatan terpendam menjadi kekuatan nyata (lahiriah), ertinya mengubah niat menjadi tingkahlaku, lalu tingkahlaku itu ditingkatkan bukan hanya sebanding dengan kekuatan yang hendak dilawan, akan tetapi harus lebih kuat dari itu, sehingga menggerakkan alam nyata yang dibutuhkan dalam fakta kehidupan.

Daya gerak itu merupakan hukum alam semesta yang didasarkan pada hakikat : mengubah potensi energi terpendam menjadi kekuatan nyata dan pertambahan kekuatan perlu untuk melawan (mengatasi) kemudian menggerakkan ke arah yang dikehendaki.

Jira manusia merupakan satu kekuatan alami yang sentiasa berjalan menurut hukumnya sendiri, dan hal ini tidak berbeza dengan kekuatan alam semesta lanilla, baik secara material mahupun mental. Sedang materi serta energi/tenaga itu menurut ilmu pengetahuan moden adalah sama. Kenyataan ini menunjukkan bahawa niat sahaja tidak cukup, kerana itu baru merupakan kekuatan terpendam yang belum diubah menjadi daya usaha dan belum diuji cuba untuk melawan rintangan.

Marilah kita perhatikan : Apa sebenarnya rintangan alami dalam kehidupan manusia? Rintangan yang mesti dilatan bukan sekadar dengan niat, tetapi mengubah niat itu menjadi kekuatan hakiki, pertama-tama untuk menseimbangkannya, kemudian diwujudkan dalam daya gerak yang hakiki dalam kehidupan nyata.

1. Rintangan dari Dalam

Rintangan ini berupa : senang berkumpul (berpuak, berpersatuan), adat istiadat, tradisi, inginkan kehidupan yang mudah, tidak suka bersusah payah dan enggan mengahadapi keletihan atau risiko. Inilah nafsu.

2. Rintangan dari Luar

Antara lain : norma kemasyarakatan yang menindas dan kekuatan yang menyimpang dalam masyarakat, kadangkala ini malah berpengaruh lebih besar.

Untuk jelasnya kami berikan predikat Taghut, ertinya semua kekuatan yang melampaui batas dan menyimpang dari jalan yang lurus.

Hawa nafsu dari dalam diri dan taghut dari luar, merupakan kekuatan “hakiki”, faktual, bergerak, memiliki daya tekan, daya berat dan daya tolak. Untuk menghadapi inilah potensi niat saja tidak cukup apa lagi untuk mengalahkannya serta untuk menimbulkan daya gerak yang constan/tetap dalam jalur kebenaran.

Ini merupakan suatu dalil dari hukum jira dan hukum kehidupan, dan Rasulullah SAW sangat memahami dan menyedarinya sehingga beliau bersabda :

“ Keimanan itu bukan angan-angan dan bukan pula perhiasan akan tetapi apa yang tertanam dalam kalbu dan dibuktikan dengan amal nyata”

Begitu pula para sahabat baginda. Mereka memahami dan menyedari benar, sehingga mereka berjuang dan bersungguh-sungguh untuk menegakkan diri dan masyarakat mereka atas landasan Islam.

Apalah ertinya sekadar niat baik yang ikhlas dalam fakta kehidupan ini ?

Atau dari segi lain, apa pula keburukannya ?

Keburukannya, ia ibarat fatamorgana, satu tipu daya belaka. Ia memberikan khayalan yang mengasyikkan anda dan anda dilamun mimpi bahawa dengan kekuatan atau daya tolak yang sedikit, bisa menggerakkan alam.

Namun anda belum pernah mencuba seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah meja tulis dari tempatnya. Anda cukup puas bahawa anda ikhlas, berhati bersih, berjiwa polos dan berwatak lupus, dan sentiasa mengadakan kontak dengan Allah dan melakukan apa-apa yang diredhainya.

Ya ! Namun dikala anda diminta mengekang hawa nafsu, diminta mengubah adat istiadat dan kebiasaan, atau berusaha untuk mengubah tradisi masyarakat dari tempat anda hidup, dikala anda dituntut menunaikan kewajipan mengubah dan memperbaiki persimpangan yang terjadi di tengah masyarakat, supaya mereka berjalan sesuai dengan jalan lurus yang anda anut dengan kesediaan untuk mendapatkan risiko gangguan, penderitaan dan pemecatan !

Dikala anda dituntut untuk menghadapi si Taghut, Taghut yang bagaimanapun bentuknya, dan risikonya, jiwa anda terancam !

Bagaimana sikap anda kini ? Apa sisa faktual dari niat baik yang terpendam dalam bathin anda ?

Sungguh benar bahawa pekerjaan tanpa niat yang terpendam dalam bathin tidak bererti; akan tetapi kalau niat saja, apa gunanya? Tanpa diikuti menjadi sebuah kekuatan nyata yang berdaya guna dalam kehidupan ?

Apakah sabda Rasulullah SAW : “Keimanan itu bukan angan-angan dan bukan per hiasan, akan tetapi apa yang tertanam dalam kalbu dan dibuktikan dengan amal nyata “ ter lalu kabur dan sulit untuk difahami ?

Atau, apakah Rasulullah dalam soal ini, seorang yang realis dalam erti yang sebenar nya ? esang

Sebenarnya, bukti hakiki dari niat baik itu ialah kesanggupannya melawan hawa nafsu dari dalam dan taghut dari luar. Kalau ia tidak diwujudkan lepada satu perlawanan nyata, atau ia tidak mampu mengubahnya, seperti balon busa (buih sabun) yang kelihatan indah dan menarik , Namur apabila tersentuh, ia lesap melenyap di udara.

Lantaran itulah, Islam tidak cukup dengan niat saja, dan Islam tidak pernah mengabaikan perwujudan karya nyata dalam kehidupan.

Lantaraqn itulah AlQuran tidak pernah mengatakan : Alladzina Amanu (orang yang beriman), akan tetapi selalu mengatakan : Alladzina Amanu wa’amilu shalihaati (orang yang beriman dan beramal soleh); Jadi, apa-apa yang terpendam dalam kalbu harus dibuktikan dengan amal nyata.

Kerana itulah agama Islam dinamakan sebagai agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah, kerana Islam sesuai dengan fitrah alam dan hukum kehidupan.

Hal ini diutarakan sebagai satu dalil dari berbagai kebenaran atau kenyataan yang difahami generasi Muslim pertama tentang Islam.

Dari kesedaran dan pemahaman tentang dalil (prinsip) Islam itu, mereka bekerja keras dalam alam nyata untuk merealisasikan pemikiran Islam bukan hanya dengan menumpuk angan-angan yang baik dan menggantung cita-cita di angkasa.

Dari satu segi mereka melakukan amal peribadi, dan di segi lain, mereka bekerja dalam alam nyata untuk masyarakat dan negara/dunia Islam sebenar.

Tidak seorangpun dari kaum Muslimin terdahulu yang berpengertian bahawa ia bisa menjadi Muslim dengan niat baik sahaja sementara tindak tanduknyanya menyimpang dari Islam, hanya berlandaskan Husnudh Dhan, dengan niat baik yang tersembunyi di sebalik kelakuan.

Mereka menyedari bahawa niat dan amal perbuatan itu ibarat dua muka dari satu keping mata wang, yang tak dapat dibayarkan kecuali dengan kedua-dua mukanya. Niat baik tanpa amal perbuatan merupakan satu angan-angan kosong yang tak terbukti dalam kenyataan. Dan amal perbuatan tanpa niat baik, suatu karya yang sia-sia baik di langit mahupun di bumi, kerana ALLAH tidak menerima perbuatan apa pun kecuali jira dipersembahkan semata-mata kerana mengharapkan keredhaan ALLAH sahaja, dan itulah niat yang baik itu. Jadi, perbuatan tanpa niat itu bagi ukuran bumi sekalipun sentiasa akan terbukti kepalsuannya.

Kaum Muslimin generasi terdahulu, tidak seorangpun yang berfaham bahawa dia bisa menjadi Muslim dengan niat baik sahaja, sementara dalam kehidupan sehari-hari, dia terumbang-ambing bersama hawa nafsu peribadinya, kerana tergiur dengan keuntungan yang sudah di ambang pintu, kerana ingin mengejar kesempatan dan kemudahan, atau kerana memelihara diri dari keletihan, kesusahan dan bahaya. Dia hanyut bersama-sama dengan masyarakat yang tidak Islami. Yang mula-mula dimasukinya adalah tradisi atau penyimpangan, kerana ingin mendapatkan ketenangan dan ketenteraman atau mendambakan kedudukan, penilaian dan penghormatan dari masyarakat atau untuk menghindarkan diri dari gangguannya, baik gangguan itu dengan mimik (gerak air muka), dengan penghinaan dan cemuhan, atau ia berupa gangguan materi yang menyiksa badan, penggencetan ekonomi atau ancaman maut.

(Insya Allah … akan bersambung nanti)

TO BE CONTINUE

Wednesday, September 30, 2009

SEKULARISME DAN ISLAM

Thursday, July 07, 2005
FORIQ:310804


SEKULARISME DARI SUDUT ISLAM
Kassim Ahmad

Bagi pihak Forum Iqra’, saya mengalu-alukan kedatangan saudari-saudari ke majlis forum kami yang tidak seperti ini pada malam ini. Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada ahli-ahli panel kita, Dr. Ismail Ibrahim, bekas Ketua Pengarah Institut Kefahaman Islam Malaysia, sekarang Pengerusi Majlis Fatwa Kebangsaan dan Dr. Fadzlullah Jamil, seorang ahli sejarah kita dan bekas pensyarah sejarah di USM, yang sudi mengmabil bahagian dalam forum ini. Kedua-dua mereka ialah sarjana-sarjana kita yang terkenal. Dua orang lagi, Dato’ Haji Ahmad Nakha’ie, Yang Dipertua YADIM dan Dr. Ahmad Atory, seorang sarjana sains politik, Dekan Sekolah Pembangunan UUM, malangnya, pada saat akhir, memohon maaf menyatakan tidak dapat hadir. Kata pepatah, tiada rotan akar pun jadi. Oleh itu, terpaksalah saya mengisi tempat mereka.

Kami telah memilih tajuk ini untuk dibahaskan oleh ahli-ahli panel pada malam ini kerana konsep sekularisme menjadi satu punca kekeliruan dalam masyarakat Islam. Baru-bari ini sebuah parti politik mendakwa mereka kalah dalam pilihanraya umum yang lalu kerana kebanyakan orang Melayu telah menjadi “sekular”. Malah beberapa orang cerdik-pandai kita yang berpengaruh telah mengecam dan menolak “sekularisme” dalam tulisan-tulisan mereka. Seterusnya, pemodenan masyarakt Islam itu sendiri – yakni pengindustrian, penggunaan sains dan teknologi dan penggunaan kaedah saintifik – dianggap “sekular” oleh puak ini. Yang menjadi masalah kepada kita ialah umat Islam perlu bangkit semula dari tidur mereka yang lama untuk membangunkan sebuah tamadun Islam yang baru (dengan menggunakan segala kaedah dan peralatan yang berguna yang telah dihasilkan oleh tamadun Barat dalam masa tiga ratus tahun yang lalu), tetapi suatu puak dari umat Islam menentang usaha ini dengan melabelkan usaha ini sebagai “sekular”. Oleh yang demikian, kami fikir masalah ini patut kita kaji dengan lebih teliti. Kami harap perbahasan kita pada malam ini boleh menolong kita memahami masalah ini dengan lebih jelas.

Tidak syak lagi, kebangkitan orang Eropah dan tamadun moden Barat sejak abad-abad ke-15 dan ke-16 suatu peristiwa yang amat penting bagi dunia. Dari banyak segi, mereka mewarisi tamadun Islam yang memuncak dalam abad-abad ke-13 hingga ke-15. Tamadun ini telah membangkitakan semula umat Islam dari tidur mereka yang lama. Selama seratus tahun lebih, umat Islam menghadapi masalah, “Apakah sikap mereka terhadap tamadun Barat?” Sikap mereka terbahagi kepada tiga golongan: yang menolak secara keseluruhan, yang menerima secara keseluruhan, dan yang kritikal, yakni menerima dan menolak mengikut kesesuaian tamadun itu dengan ajaran Islam.

Sekularisme satu daripada aspek tamadun Barat yang penting. Perkataan ‘sekular’ berasal dari perkataan Latin, bermakna ‘sekarang’ dan ‘di sini’ atau ‘dunia ini’, yang boleh diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu sebagai ‘keduniaan’, atau ‘kehidupan duniawi’. Pada satu masa dulu, sebelum zaman moden, kehidupan manusia dipengaruhi oleh unsur-unsur magik dan keajaiban. Alam ditadbirkan oleh suatu kuasa-kuasa magik dan ghaib yang tidak menentu sifatnya, dan manusia perlu menyemah atau mengambil hati kuasa-kuasa ghaib ini dengan pelbagai cara. Dalam dunia seperti ini, kemanusiaan ditengelam atau dipinggirkan dan patung-patung atau tuhan-tuhan palsu berkuasa. Dunia magik dan ajaib ini mulai hapus dengan munculnya pandangan hidup saintifik (yang sebenarnya datang dengan ayat “Iqra’” dengan wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad) dan yang kemudian disibarkan ke seluruh dunia oleh tamadun Barat.

Soalnya: Adakah sekularisme yang dibawa oleh Barat ditolak oleh Islam? Jika ya, apakah makna sekurlarisme dalam Islam. (Nyata Islam tidak menolak kehidupan dunia, seperti yang terbukti dalam beberapa ayat Quran. Lihat 2:201 & 28:77) Inilah antara beberapa perkara yang saya minta ahli-ahli panel kita bahas.

Namun demikian, Quran juga mengecam kehidupan duniawi sebagai permainan dan kebanggaan kosong yang tidak bernilai. seperti yang terbukti dari ayat-ayat ini. (Lihat Quran, 29:64 & 87:16-17) Jadi, apakah terdapat kontradiksi dalam ajaran Quran? Tentu tidak. Oleh yang demikian, kita harus menghuraikan kedua-dua kumpulan ayat ini (yang mengiakan kehidupan duniawi dan yang menidakkannya) dengan cara yang betul dengan memberi makna yang betul kepada konsep-konsep kehidupan duniawi dan kehidupan ukrawi dalam Quran.

Tidak syak lagi, Alam Semesta yang Tuhan ciptakan terdiri dari banyak alam (Rabbul ‘Alamin= Tuan sekalian alam), tetapi wujud dalam satu kesatuan. Dunia dan akhirat tidak boleh dipisahkan secara mutlak. Demikian juga kehidupan agama dan kehidupan politik wujud dalam satu kesatuan, tetapi secara relatif, boleh dipisahkan. Ayat suci Surah 22, Ayat 67 dan Piagam Madinah menunjuk kepada perpisahan antara agama (dalam ertika ibadah-ibadah agama yang khusus kepada masing-masing kumpulan agama) dengan dasar negara (yang berlaku kepada seluruh warganegara). Sekularisme, pada pendapat saya, dibenarkan dalam Islam, dalam ertikata politik dipisahkan dari ritual agama, tetapi politik tidak boleh dipisahkan daripada moraliti atau ukuran baik dan jahat. Umpamanya, membeli undi dan ekonomi yang berdasarkan riba, yang dibenarkan dalam sistem liberal Barat, tidak dibenarkan dalam sistem yang diperintahkan oleh moraliti, seperti dalam sistem Islam.

Seperkara lagi yang harus kita perhatikan ialah tamadun Barat itu bukan homogen atau seragam. Sistem politik-ekonomi kaum liberal atau oligarki yang dipelopori oleh Adam Smith, John Locke, Thomas Hobbes dan lain-lain dan yang diamalkan dalam pemerintahan George W.Bush dan Tony Blair tidak boleh disamakan dengan sistem kaum humanis dan republikan yang dipelopori oleh Gottfried Leibniz, Benjamin Fraklin, Abraham Lincoln, Alexander Hamilton, Carey dan lain-lain dan yang diamalkan oleh pemimpin-pemimpin Amerika Syarikat seperti Franklin D. Roosevelt, John F. Kennedy dan yang sekarang diwakili oleh aktivis dan pemikir politik Lyndon H. LaRouche.

Sebagai Presiden Forum Iqra’, saya ingin mengucapkan berbanyak terima kasih kepada pekerja-pekerja kami yang telah bekerja keras untuk mengatur dan menjayakan forum ini.

Sekian dulu sedikit pendahuluan tentang forum ini dari saya. Mudah-mudahan kita mendapat taufik dan hidayah daripada Tuhan.


George Town,
4 September, 2004.


Nota ayat-ayat Quran

1. “Tuan kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akirat dan lindungilah kami daripada siksaan Neraka!” (2: 201)
2. “Jangan bangga; Tuhan tidak suka mereka yang bangga. Tetapi carilah dari apa yang Tuhan berikan kamu Kediaaman Akhirat, dan jangan lupa bahagianmu di dunia. Buatlah baik sepertimana Tuhan telah buat baik kepadamu, dan jangan buat kerosakan di dunia. Tuhan tidak suka kepada perosak.” (28:77)
3. Kehidupan dunia ini tidak lain daripada suatu kealpaan dan keseronokan. Kediaman Akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, jika mereka tahu. (29:64)
4. Tidak, tetapi kamu memilih kehidupan sekarang, sedangkan dunia akan datang lebih baik dan kekal. (87:16-17)
5. Bagi tiap-tiap umat, Kami wujudkan uapacara ibadah yang mereka lakukan. Jangan kamu diajak bertengkar tentang perkata itu. Serulah kepada Tuanmu. Kamu di atas jalan yang benar. (22:67)
6.

No comments:

Post a Comment